Kamis, 31 Desember 2015

Meringue Cookies


Untuk memanfaatkan sisa putih telur, kemarin saya mencoba membuat Meringue Cookies. Ini kali kedua saya melakukannya, setelah percobaan pertama dengan hasil kurang memuaskan karena warna kuenya agak kecokelatan dan bagian tengahnya kurang crunchy, alias masih lengket-lengket. Kesalahan saya rupanya terletak di temperatur oven. Untuk mendapat Meringue Cookies yang cantik, suhu oven harus rendah dan proses pemanggangannya lama. Karena menggunakan oven gas biasa, maka saya harus menjaga agar oven tetap berada di suhu rendah. Tapi ketelatenan kita melakukan itu pasti akan terbayar, dan kita akan mendapat Meringue Cookies yang memuaskan.

Resep yang akan saya bagi ini berasal dari buku Yasa Boga. Tapi karena kurang suka pada rasanya yang plain pada percobaan pertama, saya menambahkan remah-remah cornflake dan irisan dark cooking chocolate.

Meringue Cookies

Bahan:
2 putih telur
120 gram gula bubuk
1/4 sendok teh air jeruk nipis
sejumput teh garam
1/8 sendok teh vanili
2 sendok makan irisan dark cooking chocolate
3 sendok makan remah-remah cornflake  

Cara membuat:
1. Kocok putih telur dan garam sampai berbusa, masukkan gula sedikit demi sedikit sambil terus dikocok hingga adonan mengembang dan kaku.
2. Masukkan vanili dan air jeruk nipis sambil diaduk rata.
3. Tambahkan dark cooking chocolate dan cornflake, aduk menyebar.
4. Ambil adonan satu sendok teh, letakkan di loyang yang sudah dialas kertas roti. Beri jarak.
5. Panggang dengan suhu 110 derajat celsius selama kurang lebih 60 menit, matikan oven, dan biarkan loyang tetap di dalam sampai oven jadi dingin.
6. Keluarkan loyang, dan segera simpan kue ke dalam wadah kedap udara.

Saking tidak sabarnya, saya mencomot kue ini tak lama setelah oven dimatikan, dan langsung jatuh cinta pada rasanya. Anak-anak juga suka sekali. Mereka bilang rasanya mirip-mirip wafer. Sepertinya Meringue ini bakal jadi andalan kalau ada sisa putih telur lagi.

Dan sebagai penutup, mengingat sekarang tanggal 31 Desember, ini akan jadi tulisan terakhir saya di tahun 2015. Selamat Tahun Baru, dan mudah-mudahan tahun 2016 akan membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi kita semua. Aamiin ya robbal 'alamin.

Jumat, 18 Desember 2015

Mengenang Happy


Hari ini, tepat tiga tahun silam, Happy, kucing keluarga kami, mati. Dia sudah menemani kami selama hampir tujuh belas tahun. Sebelumnya, dia milik teman kantor Ayah yang juga menyukai kucing. Tapi karena kemudian ibu mertua teman Ayah ini tinggal bersama keluarga mereka dan dia tidak suka kucing, maka Happy diberikan kepada adik saya Ririn, yang saat itu baru masuk SMP dan kebetulan mencari kucing lain karena Clara, kucing yang dibawanya pindah dari Makassar, hilang.

Banyak sekali hal seputar Happy yang saya ingat: berkutu waktu baru datang, suka sekali pindang tongkol sehingga bisa dibilang mengidap halitosis (hahaha...), selalu mengeong keras berusaha mengalahkan suaranya bila piano dimainkan, lalu pada suatu ketika sering sekali bisulan. Dan yang agak mengejutkan adalah omongan dokter hewan kami, bahwa Happy keturunan kucing Madura. Benar atau tidaknya sih saya tidak tahu pasti.

Lalu ada hal lain juga yang Ririn ingat. Katanya, dia sering melihat Happy menunggu di balik pintu kasa memandang keluar menunggu emaknya---ini istilah Ririn untuk menyebut saya---yang sedang pergi. Dan begitu emaknya muncul, dia akan mengeong keras seolah berkata, "Dari mana saja?" Atau bila berbunyi minta masuk tapi lama sekali baru dibukakan pintu, Happy akan mengeong panjang seolah menggerundel "What took you so long?"


Yang akan saya tulis di sini adalah cerita-cerita bersama Happy yang meninggalkan kesan mendalam dan memberi pelajaran bagi saya. Pada suatu Ramadan, entah tahun berapa, tiba-tiba saja dia tidak mau makan. Selidik punya selidik, ternyata dia sariawan (tandanya gusi yang berwarna agak putih). Saya, yang waktu itu masih belum begitu paham mengurus kucing, memberinya obat yang kata seorang teman biasanya diminum untuk meredakan nyut-nyutan sehingga makanan lancar melewati mulut. Jadi, sore-sore, saya pun mencekokkannya pada Happy dengan harapan nyeri sariawannya hilang.

Malamnya, ketika kami pulang salat tarawih, Happy ikut menyusul masuk rumah sambil mengeong keras dengan langkah tersaruk-saruk; kaki depannya menekuk setiap kali melangkah. Saya panik. Langsung saja saya mengontak teman saya, Ine, dan kami segera membawanya ke dokter hewan. Ternyata, saya salah karena sudah memberi Happy obat pereda nyeri. Kucing tidak boleh diberi obat sejenis itu, lambungnya bisa luka. Yah, untung saja Happy cepat ditangani dokter sehingga iritasinya tidak parah dan pulih dalam beberapa hari.


Cerita lain adalah saat taringnya goyang. Lagi-lagi Happy tidak mau makan. Saya sudah akan membawanya ke dokter hewan agar gigi itu dicabut saja. Disamping agar dia tidak tersiksa, saya juga tenang karena dia pasti mau makan. Tapi rupanya tidak perlu, karena kemudian gigi itu jatuh sendiri. Omong-omong, semua taring Happy lepas, begitu juga gigi-gigi lain yang copot tanpa saya ketahui juntrungannya sehingga akhirnya benar-benar tinggal dua---seperti lagu Burung Kakaktua---yaitu gigi seri di gusi bawah. Kata dokter hewan kami, mungkin akibat waktu kecil Happy tidak menyusu pada induknya dan tidak mendapat asupan pengganti. Kasihan ya..


Lain lagi cerita waktu Happy mengalami kencing batu, kira-kira setahun sebelum kematiannya, sehingga dia sulit buang air kecil dan selalu tampak benar-benar kesakitan. Waktu itu saya benar-benar sangat sedih dan bingung saking tidak tega melihat penderitaannya. Bayangkan saja, Happy, yang selalu tidur di "gubuk derita" di kamar saya, bolak-balik lari ke sudut untuk menyelesaikan hajatnya. Tapi setiap kali gagal, dan yang keluar hanya darah; kadang bercampur satu atau dua tetes air, kadang berupa darah kental. Bagaimana saya tidak kalut, coba?

Satu setengah bulan saya merawatnya, memberinya obat peluruh batu sebagaimana yang diperintahkan dokter, dan sesekali dokter itu saya minta datang untuk membantu kencing dengan memencet perut bawahnya jika saya mengalami kesulitan dan terutama karena tidak tega. Kadang-kadang kami melihat air kencing yang keruh (tanda batunya luruh), dan kali lain memang ada karang kecil yang keluar. Sungguh pemandangan menyesakkan dada melihat Happy saat itu; tubuhnya semakin kurus karena keengganannya untuk makan sehingga harus selalu disuapi dan terus diberi vitamin. Benar-benar masa yang berat bagi kami orang-orang di rumah yang menyayanginya.

Tapi, seperti yang saya bilang, baru setahun kemudian Happy mati. Dan dia sempat sangat menikmati hidup. Sepertinya setelah kencing batu itu dia jadi pemakan segala. Apa pun lauk yang diberikan (dengan syarat waktu masih mentah fresh), pasti dia lahap. Dan dia juga kembali ke kebiasaannya nongkrong di depan kulkas minta pindang tongkol pada jam-jam tertentu. Sampai sekitar sebulan sebelum tanggal ini pada tahun 2012, makannya mulai tidak selahap biasanya sampai akhirnya dia tidak mau makan sama sekali selama dua hari, dan kemudian pergi untuk selamanya.

Happy Tidur
Karena menyadari Happy sudah uzur untuk ukuran seekor kucing (yang konon biasanya hanya berumur 7-9 tahun), saya berusaha tabah menerima kepergiannya, meskipun tak bisa dipungkiri cukup lama juga saya masih sering menangis bila teringat kebersamaan kami. Anehkah tangis saya itu? Barangkali, bagi sebagian kalangan. Mengutip kata-kata Mbak Ine, yang anjingnya juga mati beberapa waktu lalu, orang yang tidak pernah memiliki hewan peliharaan akan sulit memahami rasa kehilangan semacam itu; bahkan mungkin mereka akan menganggap keterlaluan, menangisi binatang mati. Yah, biarlah.

Waktu itu Happy dikubur dalam sendunya cuaca Desember. Nyaris sama persis dengan cuaca hari ini. Mungkin karena itulah saya terdorong untuk menulis, atau jangan-jangan saya merindukannya... Apapun itu, bagi saya, Happy benar-benar tak tergantikan.

Kamis, 03 Desember 2015

Puding Sutra Cokelat


Kemarin anak-anak bilang kok tumben di kulkas tidak ada puding. Waktu ditanya mereka mau dibikinkan puding apa, jawabannya adalah puding cokelat. Kebetulan sekali, masih ada stok susu kental manis cokelat di rumah. Berbekal itu, tadi pagi saya googling mencari resep puding cokelat dan menemukan resep menarik di tempat Mbak Diah Didi: Puding Sutra Cokelat.

Saya tergiur dengan kata "sutra"-nya. Terbayang di benak saya puding bertekstur lembut dengan rasa cokelat. Maka, tanpa banyak berpikir, saya pun berbelanja melengkapi bahan. Untuk urusan agar-agar, saya memilih merk lain tapi tetap yang berwarna cokelat; lalu susu kental manisnya saya tambah karena kata juru cicip tadi kurang manis sedikit. Tapi secara umum saya mengikuti resep asal.

Puding Sutra Cokelat

Bahan:
1 kaleng + 2 sachet susu kental manis cokelat
1 bungkus agar-agar warna cokelat
50 gram dark cooking chocolate, serut kasar
1350 ml air

Cara membuat:
1. Campur semua bahan dalam panci, aduk rata.
2. Masak adonan dengan api sedang sambil terus diaduk sampai mendidih.
3. Setelah mendidih, angkat panci dan terus aduk adonan sampai uapnya hilang.
4. Tuang ke cetakan-cetakan kecil.
5. Dinginkan (lebih nikmat setelah disimpan di kulkas).


Hasil jadinya cukup banyak. Tapi saya tidak yakin akan bisa bertahan sampai besok, karena anak-anak bolak-balik buka kulkas dan mengambil.

Kamis, 26 November 2015

Simple Cheese Cake


Beberapa hari ini saya kepingin sekali menikmati sesuatu dengan rasa keju. Jadi, tadi, setelah garapan yang didapat sudah cukup banyak, saya mengubek-ubek koleksi buku resep mencari sesuatu yang bikinnya mudah dan akhirnya menemukan resep Simple Cheese Cake ini, yang omong-omong belum pernah saya praktikkan, di buku Sedap.

Hanya saja karena di rumah tidak ada gula pasir halus, saya menggantinya dengan gula halus biasa. Saya juga sempat tergoda untuk mengganti sebagian margarin dengan butter, tapi lalu merasa eman-eman butter-nya kalau ternyata kemudian bolu ini kurang enak. Walaupun setelah dipikir-pikir lagi, mestinya saya coba saja daripada penasaran.

Simple Cheese Cake
 
Bahan:
125 gram margarin
50 gram halus (di resep asli menggunakan gula kastor)
4 kuning telur
120 gram tepung terigu protein sedang
20 gram maizena
25 ml susu cair
50 gram keju cheddar parut
3 putih telur
50 gram gula pasir
30 gram keju cheddar untuk taburan

Cara membuat:
1. Mikser margarin dan gula pasir halus sampai lembut. Tambahkan kuning telur satu per satu bergantian dengan sebagian tepung terigu sambil diayak dan dimikser rata.
2. Masukkan sisa tepung dan maizena (diayak) bergantian dengan susu cair sambil dikocok perlahan. Sisihkan.
3. Kocok putih telur setengah mengembang. Masukkan gula pasir sedikit demi sedikit sambil dikocok hingga mengembang. Masukkan ke dalam kocokan margarin. Aduk lembut sampai tercampur rata.
4. Tambahkan keju cheddar parut. Aduk rata. Tuang ke dalam cup kertas. Taburi keju cheddar parut. Oven dengan api bawah suhu 190 derat celsius sekitar 25 menit.


Alhamdulillah, ternyata saya tidak salah pilih resep. Bolu ini enak banget: cheesy dan tidak terlalu manis. Opa yang biasanya tidak mau bila ditawari kue, tadi tergiur juga. Setelah mencicipi satu cup, dia mengambil satu lagi; katanya akan disimpan untuk sarapan besok. Ah senangnya, akhirnya saya menemukan kue yang cocok di lidah Opa.


Selasa, 24 November 2015

Puding Sutra Stroberi


Sepertinya hari-hari saya kurang lengkap kalau pas buka kulkas tidak menemukan puding. Tapi karena masih capek dan malas menimbang bahan, tadi saya membeli bubuk puding susu (stroberi) dan satu kaleng susu evaporasi. Saya ingin membuat puding sutra jenis lain, yah selingan dari Puding Sutra Jeruk yang resepnya banyak beredar di dunia maya.

Setahu saya, puding sutra memerlukan banyak cairan agar diperoleh tekstur yang lembut. Karena itu, saya tidak menggunakan resep yang tertera di kemasan, tetapi menambahkan lebih banyak cairan dan bahan-bahan lain agar rasanya sesuai. Maka, jadilah resep di bawah ini... Hasil coba-coba bagi orang yang tidak mau ribet seperti saya. Dan karena anak-anak pesan agar pakai vla, maka saya pun membeli bubuk vla instan. Yah, supaya cepat kelar sehingga saya bisa segera kembali ke komputer.

Puding Sutra Stroberi

Bahan puding:
1 bungkus bubuk puding stroberi (contoh: Puding Susu Strawberry "Nutrijell")
1 kaleng susu evaporasi (misalnya: F&N, Dairygold, Marigold, dll)
1200 ml air
9 sendok makan gula pasir (atau sesuai selera)
garam sedikit
1/2 sendok teh pasta stroberi
3-5 tetes pewarna merah

Cara membuat:
1. Campur bubuk puding, susu evaporasi, air, gula pasir, dan garam. Aduk rata. Rebus sambil terus diaduk sampai mendidih. Matikan api.
2. Tambahkan pasta stroberi dan pewarna, aduk sampai tercampur. Masak kembali sambil diaduk sampai mendidih.
3. Matikan api, aduk-aduk adonan sampai uapnya hilang.
4. Masukkan ke cup atau wadah puding lain yang pemakaiannya satuan.
5. Biarkan dingin.

Bahan vla (opsional):
1 bungkus vla instan rasa vanilla
250 ml air panas

Cara membuat dan penyelesaian:

Aduk bubuk vla dan air panas sampai tercampur rata (tidak bergerindil) dan mengental. Sisihkan. Jika suka, tambahkan vla di atas puding.



Anak-anak berebut makan puding ini, dan hanya mereka yang melahapnya dengan vla. Sedangkan kami yang sudah besar, cukuplah menikmati puding tanpa tambahan apa-apa. Sungguh, lembut sekali. Saya jadi tertarik untuk mencoba menggunakan bubuk puding instan yang rasa lain.

Jumat, 13 November 2015

Puding Susu Evaporasi (Vanilla)


Karena setiap kali memeriksa stok bahan kue, saya melihat susu evaporasi, akhirnya tadi terpikir oleh saya untuk mengolahnya jadi puding. Waktu sedang tahap persiapan, anak-anak pulang dari sekolah, dan mereka minta agar pudingnya menggunakan vla. Berhubung harus buru-buru kembali ke laptop karena ada dua deadline berturutan, maka saya pun mengambil jalan pintas, yaitu mengunakan vla instan. Memang tidak kreatif, tapi daripada saya dapat teguran... :D


PUDING SUSU EVAPORASI

Bahan Puding:
1 bungkus agar-agar plain
1 kaleng susu evaporasi
2 1/2 kaleng air (gunakan kaleng bekas susu evaporasi)
14 sendok makan gula pasir (atau sesuai selera)
1/2 sendok teh garam
1 kuning telur
1/2 sendok teh pasta vanilla (bisa diganti dengan pasta yang diinginkan)

Cara membuat:
1. Campur agar-agar, susu evaporasi, air, gula pasir, dan garam. Rebus sambil terus diaduk sampai mendidih. Matikan api.
2. Ambil sedikit rebusan puding, masukkan kuning telur, dan aduk rata.
3. Masukkan kembali campuran ini ke rebusan puding, aduk cepat.
4. Tambahkan pasta vanilla, nyalakan kembali api, dan masak sambil diaduk sampai mendidih.
5. Masukkan ke cup atau botol kaca.
6. Dinginkan.

Bahan Vla Cokelat:
1 bungkus vla instan rasa cokelat
250 ml air panas

Cara membuat dan penyelesaian:
Aduk bubuk vla dan air panas sampai tercampur rata (tidak bergerindil) dan mengental. Sendokkan di atas masing-masing puding.


Karena kami semua doyan cokelat, saya dan anak-anak menaburi vla dengan cokelat chips. Enak banget lo, suwerrr. Oh ya, dengan wadah seperti dalam foto, saya mendapat lima belas botol puding. Kalau menggunakan cup-cup plastik, saya rasa jumlah jadinya 22-23 buah.

Jumat, 06 November 2015

Puding Sedot Jeruk Saus Karamel



Sebenarnya saya tidak sengaja membuat puding sedot ini. Tadinya yang hendak saya bikin adalah Puding Baby---itu lho, puding yang teksturnya lembut banget. Tapi kemudian karena saya melihat sedotan yang sejak dibeli belum pernah dipakai satu pun, maka saya berubah pikiran.. dan jadilah puding ini.

PUDING SEDOT JERUK SAUS KARAMEL

Bahan Puding:
1 bungkus agar-agar bubuk
1/2 sendok teh garam
1 kaleng susu kental manis putih
100 gram gula pasir
2.500 ml air
2 kuning telur
1 sendok teh orange flavor (bukan orange pasta)

Cara membuat:
1. Campur agar-agar bubuk, garam, susu kental manis, gula pasir, dan air. Rebus sambil diaduk sampai mendidih. Matikan api.
2. Ambil sedikit rebusan puding, masukkan kuning telur, dan aduk rata.
3. Masukkan kembali campuran ini ke rebusan puding, aduk cepat.
4. Tambahkan orange flavor, nyalakan api, masak sambil diaduk sampai mendidih.
5. Masukkan ke botol-botol kaca.
6. Dinginkan.

Bahan Saus Karamel:
100 gram gula pasir
300 ml air
1/4 sendok teh garam
1 sendok makan maizena, larutkan dengan 1 sendok makan air
100 ml krim kental
100 gram white cooking chocolate, potong-potong

Cara membuat:
1. Gosongkan gula pasir sampai jadi karamel.
2. Masukkan air (awas keciprat!), masak sampai karamel larut dan larutan mendidih.
3. Tambahkan garam dan larutan maizena. Aduk sampai meletup-letup.
4. Tambahkan krim kental dan white cooking chocolate. Aduk hingga larut.
5. Angkat dari api, dan dinginkan.
6. Tuang di atas puding.
7. Simpan di kulkas.


Sungguh menyegarkan menikmati puding ini saat udara sedang panas. Anak-anak suka sekali, dan mereka beberapa kali membawanya sebagai bekal ke sekolah. Tapi karena bagi saya pribadi sausnya agak kemanisan, saya menaburkan kopi instan dulu baru kemudian menikmatinya.

Untuk puding sedot lain yang sudah saya praktikkan, bisa dilihat di sini. Enak juga. :)

Rabu, 28 Oktober 2015

Puding Stroberi Mutiara


Waktu melihat-lihat buku resep di toko buku, saya pernah membaca tentang sagu mutiara yang dimasukkan ke dalam adonan puding. Jadi tadi, waktu menemukan sagu mutiara pas beberes lemari dapur, saya pun langsung memeriksa stok bahan untuk membuatnya. Dan karena kebetulan sedang punya stroberi juga, maka terpikir oleh saya untuk menjadikannya saus.

Tapi, sebelum mulai terjun ke dapur, saya memisahkan sagu mutiara putih dari yang berwarna pink karena saya tidak ingin puding susu saya kelunturan warna.

PUDING STROBERI MUTIARA

Bahan saus stroberi:
200 gram stroberi, potong-potong
200 ml air
75 gram gula pasir
1 sendok makan maizena, larutkan dengan 2 sendok makan air
1 sendok makan air jeruk nipis

Bahan puding:
75 gram sagu mutiara, rebus
1000 ml susu cair
1 bungkus agar-agar
150 gula pasir
1/4 sendok teh pasta vanilla
2 kuning telur

Cara membuat:
1. SAUS STROBERI: Rebus stroberi, air, dan gula sambil diaduk sampai mendidih. Kentalkan dengan larutan maizena. Aduk sampai meletup-letup. Tambahkan air jeruk nipis. Angkat dari api, dan panas-panas sendokkan ke dalam botol puding. Dinginkan.
2. PUDING: Rebus susu cair, agar-agar, dan gula sambil diaduk sampai mendidih. Matikan api.
3. Ambil sedikit adonan,tambahkan ke kuning telur. Aduk rata. Tuang lagi campuran ini ke dalam rebusan puding sambil diaduk rata. Nyalakan api. Masak sambil diaduk sampai mendidih. Angkat dari api.
4. Tambahkan pasta vanilla dan sagu mutiara. Aduk rata.
5. Tuang di atas saus dengan cara menuang perlahan dari pinggir gelas agar adonan tidak tercampur dengan saus. Bekukan.
6. Bisa dihias dengan irisan stroberi.


Dengan wadah di foto, saya mendapat delapan belas botol puding. Dan soal rasa, juara deh. Lain kali kalau membuat lagi, saya harus ingat untuk membuat lebih banyak saus karena kami suka sekali rasanya... atau mungkin mencoba dengan menggunakan buah lain yang asam-asam segar, misalnya kiwi.



Selasa, 27 Oktober 2015

Semprit Jadul


Setelah tiga bulan terbengkalai---akibat agak sering bepergian dan absennya asisten rumah tangga---akhirnya saya kembali mengisi blog. Kali ini dengan kue kering semprit. Saya lebih suka menyebutnya Semprit Jadul, karena rasanya mengingatkan saya kepada semprit yang biasa saya makan waktu masih kecil. Adapun resepnya, saya mengambil dari buku Yasa Boga (Kue Kerang), tapi dengan mengurangi takaran gula karena kami sekeluarga tidak begitu suka manis.

SEMPRIT JADUL

Bahan:
100 gram margarin
100 gram butter
125 gula bubuk
250 terigu protein rendah (misalnya merk Kunci Biru atau Zircon)
sedikit garam
3 sendok makan maizena
1/2 sendok teh bakpuder
1 kuning telur
kismis atau selai stroberi secukupnya (untuk hiasan)

Cara membuat:
1. Campur dan ayak jadi satu terigu, maizena, dan bakpuder. Sisihkan.
2. Mikser mentega, gula bubuk, dan garam hingga lembut.
3. Masukkan kuning telur, mikser hingga tercampur.
4. Masukkan campuran tepung, aduk menggunakan spatula sampai tercampur rata.
5. Masukkan adonan ke kantong plastik segitiga yang telah diberi spuit dan semprotkan ke loyang yang telah dioles margarin sampai adonan habis.
6. Tambakan potongan kismis sebagai hiasan.
7. Oven sampai matang dan kecokelatan. Angkat dan dinginkan.

 
Karena menggunakan butter, jelas kue ini jadi renyah sekali. Dan mengingat kami sekeluarga penggemar kismis, tentu saja yang masuk ke perut lebih banyak daripada yang disimpan dalam stoples.

Kamis, 30 Juli 2015

Rose Cookies


Sebenarnya tak ada acara khusus yang mendorong saya untuk membuat kue ini; semata-mata hanya kepingin. Lagi pula, sudah cukup lama saya tidak berkutat dengan kukis hias. Dan karena sedang ingin menikmati sesuatu yang berasa keju, maka saya pikir inilah kesempatan untuk mempraktikkan resep kukis hias Bunda Susianne Flo.

BANGKET KEJU

Bahan:
50 gram mentega
150 gram margarin
50 gram gula bubuk (di resep asli 70 gram)
200 gram terigu protein rendah, sangrai sebentar
50 gram maizena
50 gram keju edam, parut
25 gram keju parmesan bubuk (resep asli menggunakan keju gouda)
50 gram keju cheddar, parut halus
1 butir kuning telur
1 sdm krim kental
50 gram kenari cincang

Cara membuat:
1. Kocok mentega, margarin, dan gula sekadar tercampur sekitar 1 menit.
2. Masukkan kuning telur dan krim kental, kocok rata.
3. Tambahkan ketiga jenis keju dan kenari cincang, lalu aduk dengan spatula sampai tercampur.
4. Tambahkan maizena dan terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai adonan dapat dipulung.
5. Gilas adonan dengan ketebalan 5-6 mm, potong dengan cookie cutter, dan tata di loyang. Lakukan sampai adonan habis.
6. Oven 140 derajat celsius selama sekitar 30 menit.



Sedangkan hiasannya, karena sedang tidak mau ribet, saya menggunakan Meringue Powder Buttercream. Resepnya saya dapat di website Karen's Cookies, tapi cara bikinnya mengikuti royal icing andalan. Hasil akhirnya tidak terlalu kokoh karena permukaannya saja yang mengeras, tapi kue masih tetap bisa ditumpuk dan dikemas dalam plastik, siapa tahu ingin dijadikan hadiah atau suvenir. Saya pribadi lebih suka kue kering dengan hiasan ini. Sensasinya makan kukis dilumuri buttercream. Dan siapa coba yang tidak suka buttercream (enak)?

MERINGUE POWDER BUTTERCREAM

Bahan:
80 ml air
3 sendok makan meringue powder
565 gram gula halus, ayak
95 gram mentega putih
1/2 sendok teh pasta vanilla
1 sendok teh pasta susu
pewarna sesuai selera

Cara membuat:
1. Kocok meringue powder dan air dengan whisker sampai berbusa dan agak mengental.
2. Tuang gula sekaligus dan mikser dengan kecepatan rendah. Setelah gula tercampur, tingkatkan kecepatan sampai maksimum dan mikser sampai adonan kaku.
3. Tambahkan mentega putih dan pasta. Kocok lagi sampai benar-benar tercampur (3-4 menit).
4. Beri pewarna sesuai selera, dan buttercream siap digunakan untuk menghias.



Untuk membuat hiasan mawar seperti ini, bisa dilihat caranya di sini. Mudah, tapi hasilnya elegan.

Rabu, 17 Juni 2015

Lidah Kucing Kopi/Moka


Beberapa hari terakhir ini saya membuat Puding Karamel botol yang membutuhkan kuning telur saja sehingga putih telur di kulkas pun menumpuk. Karena itu, kemarin, saya berinisiatif membuat Lidah Kucing Moka. Kenapa moka? Karena kami akan kedatangan saudara yang doyan sekali pada segala makanan dengan rasa moka.

Nah, setelah pilih-pilih di Google, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan resep milik Ibu Fatmah Bahalwan, yang diambil dari sini. Tapi karena pasta moka saya tinggal sedikit, padahal saya masih harus membuat Mocca Caramel Pudding, maka saya menggantinya dengan menggunakan kopi instan dalam takaran yang sama. Saya yakin rasanya tidak akan jauh berbeda.

LIDAH KUCING KOPI/MOKA

BAHAN:
250 gram mentega (bisa dicampur butter dan margarin)
175 gram gula bubuk
75 ml putih telur
250 gram terigu protein rendah, misalnya Kunci
1 sdm kopi instan
1/4 gram bakpuder
1/2 sendok teh Emplex (opsional)

CARA MEMBUAT:
1. Siapkan loyang lidah kucing yang sudah dioles margarin dan ditaburi terigu.
2. Mikser mentega, gula bubuk, dan kopi instan sampai mengembang sekali.
3. Masukkan putih telur, dan lanjutkan mengocok sampai rata.
4. Masukkan terigu, bakpuder, dan Emplex, lalu mikser dengan speed rendah hingga rata.
5. Masukkan adonan ke piping bag, gunting ujungnya.
6. Semprot adonan ke loyang dengan bentuk jari lurus-lurus.
7. Oven dengan suhu 150 derajat celsius selama kira-kira 20 menit hingga matang. Angkat, pindahkan ke rak kawat, dan biarkan dingin.
8. Simpan ke dalam wadah kedap udara.


Rasanya enak banget. Bahkan ada guratan-guratan garis yang didapat karena penggunaan kopi instan. Kue kering ini juga sebenarnya bisa dibuat dengan bentuk bundar dan kemudian tengahnya dihias Koko Krunch, sehingga memiliki sentuhan rasa cokelat. Terserah kita saja bagaimana ingin membuat variasinya. Yang jelas, dalam pembuatan kue apa pun, dengan menggunakan bahan premium, pasti rasanya juga akan juara.

* * *

Senin, 08 Juni 2015

Soft Pudding (Chocolate-Vanilla)



Berhubung cuaca yang panas, sepertinya hal paling menarik untuk dilakukan adalah menikmati yang adem-adem, seperti puding. Jadi, setelah memeriksa stok bahan dan menemukan semua tersedia, maka saya pun langsung mengeksekusi resep Bunda Dea Andreanti Anggraeni, yang saya dapat dari grup kuliner di facebook. Kembali ke dapur ceritanya, setelah sekitar sebulan tekun mengedit buku ini. Novel tentang perempuan muda yang oleh mendiang ibunya ditinggali daftar cita-citanya dulu saat masih remaja, dan kemudian harus dia wujudkan agar bisa memperoleh warisan. Ceritanya riang sekaligus mengharukan. Mirip-miriplah dengan P.S. I Love You (Cecilia Ahern). Tidak akan kecewa membacanya.

Oh, kembali ke puding... Puding ini gampang sekali pembuatannya, dan rasanya enak. Percayalah, awalnya saya yang kurang yakin saat melihat hasil akhirnya jadi kesengsem pada rasanya. Berikut ini resepnya.

SOFT PUDDING (CHOCOLATE-VANILLA)

BAHAN A (ADONAN BAWAH):
1 liter susu cair
1 1/2 sendok teh agar-agar bubuk plain
5 sendok makan gula pasir
1/2 sendok teh garam
1 kuning telur
1 sendok teh vanilla extract

CARA MEMBUAT:
1. Masukkan susu cair, agar-agar, garam, dan gula pasir ke panci, lalu jerang sampai mendidih sambil terus diaduk. Matikan api. Sementara itu, kocok lepas kuning telur.
2. Ambil 2 sendok sup adonan susu dan tuang ke wadah kuning telur. Aduk sampai tercampur, lalu tuang kembali campuran ini ke dalam adonan susu sambil diaduk dengan cepat.
3. Nyalakan kembali api, dan masak adonan sampai mendidih. Angkat.
4. Tuang vanilla extract, aduk rata, dan tuang ke wadah-wadah kecil setinggi separuhnya. Biarkan mengeras.

BAHAN B (ADONAN ATAS):
1 liter susu cokelat cair
1 1/2 sendok teh agar-agar bubuk plain
2 sendok makan gula pasir
1/2 sendok teh garam
50 gram dark cooking chocolate, potong-potong kasar
1 kuning telur

CARA MEMBUAT:
1. Masukkan susu cokelat cair, agar-agar, garam, dan gula pasir ke panci, lalu masak sampai mendidih sambil terus diaduk. Matikan api. Sementara itu, kocok lepas kuning telur.
2. Ambil 2 sendok sup adonan susu cokelat dan tuang ke wadah kuning telur. Aduk sampai tercampur, lalu tuang kembali campuran ini ke dalam adonan susu cokelat sambil diaduk dengan cepat.
3. Nyalakan kembali api, dan masak sampai mendidih.
4. Masukkan dark cooking chocolate, dan aduk sampai cokelat larut. Angkat.
5. Panas-panas, tuang di atas adonan putih yang sudah mengeras. Biarkan dingin.
6. Masukkan ke kulkas, dan sajikan dalam keadaan dingin.


Puding ini begitu lembut di lidah sehingga sebenarnya dapat diseruput dengan sedotan. Rasanya yang gurih-gurih chocolatey sungguh bikin ketagihan. Anak-anak sangat suka, dan mereka mengusulkan agar dibuatkan yang versi stroberi-cokelat. Yah, sepertinya menarik untuk dicoba.

Selasa, 02 Juni 2015

Puding Karamel


Selamat datang, Juni! Setelah melihat entri terakhir, ternyata selama Mei saya tidak mengisi blog. Sibuk? Tidak juga. Rasanya tak ada hal menarik yang ingin saya sampaikan, padahal kalau dipikir-pikir, saya tetap mempraktikkan resep-resep hasil mengepul selama ini.

Jadi, sebagai pemanasan setelah libur sebulan, saya membuat Puding Karamel. Resepnya saya ambil dari buku NCC yang, sebagaimana sudah pernah saya katakan, wajib dimiliki oleh orang-orang yang ingin memasak tanpa ribet. Isinya dibagi berdasarkan jenis masakan: sayuran, daging, sponge cake, butter cake, dessert, roti dan donat, snack, dan lain-lain. Jadi, semua tumplek-blek dalam satu bendel sehingga memang cukup tebal. Mahal? Tidak kalau mengingat ilmu yang didapat di dalamnya. Dan percayalah, tidak rugi memiliki buku ini. Saya sudah mempraktikkan hampir semua resep pudingnya, dan sejauh ini tidak pernah kecewa.

Mudah sekali lo membuat Puding Karamel ini. Hanya perlu menjerang gula, lalu mencampur bahan-bahan lain. Jadi, seperti yang biasa saya bilang, tidak ribet. Berikut ini resepnya.

PUDING KARAMEL NCC

BAHAN:
5 butir telur
125 gram gula pasir
2 sendok makan maizena (opsional)
500 ml susu cair
1/4 sendok teh vanili bubuk

KARAMEL:
175 gram gula pasir
1 sdt air jeruk nipis
2 sendok makan air

CARA MEMBUAT:
1. Karamel: Jerang gula di atas api hingga cair dan berwarna kecokelatan. Tambahkan air dan air jeruk nipis, angkat dari api, aduk rata. Tuang ke dalam cetakan. Dinginkan.
2. Campur semua bahan lain, aduk sampai larut. Saring ke dalam cetakan yang sudah berisi karamel.
3. Kukus sampai matang dengan api sedang selama kurang lebih 30 menit. Bungkus tutup kukusan dengan kain agar uap yang naik tidak menetes-netes, yang mengakibatkan permukaan puding jadi tidak mulus.
4. Angkat, dinginkan. Sajikan.


Tadi, setelah didinginkan di kulkas, puding saya keluarkan. Tapi karena agak ngeri melihat air gulanya setelah diiris, saya menuang jeruk mandarin kaleng di atasnya untuk mengimbangi rasa manis. Ternyata jadinya segar sekali, dan sebentar saja sudah ludes; sayangnya tanpa difoto. Mana sempat? Setelah jeruk kaleng dituang, semua berebut mengambil piring dan menyendok...... :D

Kamis, 23 April 2015

Nastar Taiwan II


Salahkah saya bila rasa penasaran saya terhadap resep Nastar Taiwan timbul lagi gara-gara saya mencicipinya di salah satu toko kue di Surabaya? Rasanya bisa dibilang sama dengan nastar oleh-oleh dari Taiwan itu: buttery dan creamy. Tapi mengingat harga per bungkusnya yang lumayan tinggi, saya terpaksa menahan diri untuk tidak memborong.

Jadi, supaya saya tidak terbayang-bayang terus dan terutama agar kantong tidak bolong---siapa tahu tiba-tiba saja saya menyelinap ke bakery itu dan memuaskan keinginan---maka saya pun mencoba membuatnya lagi. Lagi? Ya, karena saya sudah pernah membagi resep lain. Tapi kali ini benar-benar berbeda. Saya menggunakan resep nastar (biasa) Yasa Boga, yang diutak-atik sedikit sependek pengetahuan saya tentang kue kering, khususnya nastar.

NASTAR TAIWAN

BAHAN:
75 gram mentega, suhu ruang
30 gram gula halus
1 kuning telur
1 sendok teh susu bubuk
80 gram tepung terigu
10 gram tepung maizena
sejumput garam
selai nanas secukupnya

CARA MEMBUAT:
1. Ayak jadi satu tepung terigu dan tepung maizena. Sisihkan.
2. Ke dalam wadah, masukkan mentega, gula halus, dan garam. Aduk dengan sendok kayu sampai tercampur.
3. Berturut-turut, masukkan kuning telur dan susu bubuk sambil diaduk.
4. Masukkan campuran tepung, aduk dengan garpu sampai tercampur rata hingga adonan dapat dibentuk.
5. Bulat-bulatkan adonan, isi dengan selai nanas, dan masukkan ke cetakan Nastar Taiwan. Tekan-tekan sampai mengisi setiap sudut cetakan. Tata di loyang yang sudah dioles margarin dan dialas kertas roti.
6. Panggang 140 derajat celsius. Berhubung oven saya tidak memiliki api atas, saya membalik cetakan dan memutar loyang setelah sekitar 15 menit. Dan lanjutkan mengoven selama 5-10 menit lagi atau sampai matang.
7. Keluarkan loyang, tunggu sebentar, dan angkat cetakan.
8. Pindahkan kue ke rak kawat dan biarkan dingin.
9. Simpan di wadah kedap udara.


Lantas bagaimana dengan hasilnya? Memuaskan! Sebelas dua belaslah rasanya dengan Nastar Taiwan yang saya beli di toko itu. Dan mengingat dengan adonan di atas hanya diperoleh delapan Nastar, saya jadi bisa memaklumi kenapa harganya cukup tinggi.

Selasa, 21 April 2015

Puding Jagung


Kemarin malam tiba-tiba saya ingat bahwa masih memiliki dua kaleng jagung pipilan. Jadi, tadi pagi, setelah memeriksa ternyata bahan yang kurang hanya tinggal santan, maka saya pun membelinya dan langsung terjun ke dapur membuat penganan ini.

Resep puding ini saya dapat dari kakak sepupu, tapi sayangnya contekannya terselip. Karena itu, saya membuatnya berdasarkan ingatan. Untung saja buatnya simpel, jadi tingkat kegagalannya sangat kecil.

PUDING JAGUNG

BAHAN UTAMA:
2 kaleng jagung pipilan, tiriskan
1200 ml santan dari 1 butir kelapa (buang kulit arinya)
1 kaleng susu kental manis
1/2 kaleng tepung custard
1/2 sendok teh garam

BAHAN OPSIONAL:
gula pasir secukupnya (saya menambahkan 2 sendok makan)

CARA MEMBUAT:
1. Tuang tepung custard ke panci, dan masukkan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk.
Jangan sampai bergerindil.
2. Masukkan bahan-bahan lain.
3. Masak dengan api kecil sambil terus diaduk dengan sendok kayu sampai mendidih
dan kental benar. Matikan api.
4. Sendok ke dalam wadah-wadah kecil.
5. Biarkan dingin.


Taraaaa...! Meskipun tadi sempat ketar-ketir, rasa puding ini ternyata persis yang saya ingat. Dan saya juga ingat bahwa sebelum mencicipi puding ini, saya bukan penyuka kue berbahan jagung. Tapi rupanya rasa gurih-gurih manisnya berhasil meruntuhkan ketidaksukaan saya. Apalagi setelah disimpan di lemari es. Tidak bisa berhenti!

CATATAN:
Tekstur puding ini tidak sekokoh bila kita menggunakan agar-agar atau jelly, tapi lebih mirip bubur sumsum. Sehingga cara makannya disendok dari wadah, tanpa dibalik.

Senin, 20 April 2015

Otak-Otak Tenggiri

 
Ceritanya, sudah lama saya ingin mencoba membuat hidangan ini. Tapi karena "belum lulus" membungkus apa pun dengan daun pisang, saya sengaja menundanya sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

Tapi, beberapa hari lalu, ada yang mengoleh-olehi keluarga kami otak-otak tenggiri. Dan karena anak-anak sepertinya masih kepingin padahal sudah habis dan saya sendiri penasaran soal pembuatannya, maka saya tinggalkan dulu chicklit di komputer dan kembali berkutat di dapur.

Adapun resepnya, saya ambil dari buku Sedap: Aneka Jajanan Pinggir Jalan. Dan siapa sangka, ternyata bikinnya cepat. Membungkusnya yang agak lama karena, seperti yang saya bilang, saya mengalami kesulitan bila berkutat dengan daun pisang. Dan mungkin karena melihat kecanggungan saya, asisten rumah tangga akhirnya terjun membantu. Dari hasil tiga belas bungkus, enam buatan saya. Sisanya, saya hanya membantu menyendoki ke daun. Lumayan, kan, untuk pemula?

OTAK-OTAK TENGGIRI

BAHAN OTAK-OTAK:
250 gram daging ikan tenggiri, haluskan
75 ml santan
2 putih telur
2 siung bawang merah, haluskan
1 siung bawang putih, haluskan
1/2 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir
1 batang daun bawang, iris halus
25 gram tepung sagu
daun pisang untuk membungkus

BAHAN SAMBAL KACANG:
100 gram kacang tanah, goreng
2 buah cabai rawit
3 buah cabai merah
1 1/2 sendok teh garam
2 sendok makan gula pasir
150 ml air panas
1/2 sendok teh cuka

CARA MEMBUAT:
1. Otak-otak: Aduk rata semua bahan kecuali tepung sagu sampai kalis. Masukkan tepung sagu, aduk rata. Bungkus dengan daun pisang yang sudah diolesi sedikit minyak goreng, semat dengan lidi, dan bakar sambil dibolak-balik sampai matang.
2. Sambal kacang: Haluskan kacang tanah, cabai merah, cabai rawit, garam, dan gula pasir. Tuangi air, aduk sampai tercampur. Tambahkan cuka, dan aduk rata.
3. Sajikan otak-otak dengan sambal kacang.


Dalam hal rasa, menurut kami enak. Sayang jadinya cuma sedikit. Mungkin karena itulah otak-otak dibandrol dengan harga cukup tinggi per bungkus, mengingat mahalnya harga tenggiri dan setelah ikan itu dicampur bahan lain pun hasilnya cuma sedikit. Bagaimanapun, senang juga rasanya karena sudah mencoba mempraktikkan otak-otak. Lain kali mungkin harus buat 2-3 resep supaya makannya puas.

Minggu, 19 April 2015

Burung Bertengger


Entah siapa yang memberi nama kue ini. Saya menemukannya dalam buku catatan resep di rumah. Konon resep ini didapat dari teman ibu saya di Makassar. Dan sampai hari ini termasuk salah satu andalan bila di rumah ada acara.

Menurut saya, pada dasarnya kue ini adalah talam yang dicemplungi semacam vla santan sehingga memberi kesan seolah ada yang bertengger. Secara penampilan memang biasa-biasa saja, tapi rasanya sungguh bikin ketagihan... dan mungkin karena aroma pandannya, menurut saya sangat khas Indonesia.

BURUNG BERTENGGER

BAHAN A
1 kobokan santal kental (dari 1 butir kelapa)
4 sendok makan gula kastor
2 sendok makan munjung terigu serbaguna (misal Segitiga)
1/4 sendok teh garam

CARA MEMBUAT:
1. Campur semua bahan dalam panci kecil, dan aduk rata sampai tidak bergerindil. Lebih cepat bila menggunakan whisker.
2. Masak adonan sambil terus diaduk dengan sendok kayu sampai mengental dan meletup satu kali. Sisihkan.

BAHAN B:
2 kobokan terigu serbaguna
3/4 kobokan gula pasir (bisa disesuaikan dengan selera)
4 sendok makan maizena
1/2 sendok teh garam
2 kobokan santan
2 kobokan air perasan daun pandan
3 butir telur, kocok lepas

 CARA MEMBUAT:
1. Campur terigu, gula pasir, maizena, dan garam dalam sebuah wadah.
2. Tuangi santan sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan whisker atau sendok kayu sampai tercampur rata.
3. Masukkan air perasan daun pandan, aduk lagi sampai tercampur.
4. Tuang kocokan telur, dan aduk rata.
5. Saring.

PENYELESAIAN:
1. Siapkan wadah-wadah kecil dan oles dengan minyak goreng.
2. Tuang adonan ke wadah 3/4 penuh, lalu cemplungkan sekitar 1/2 sendok teh bahan A di bagian tengah. Lakukan sampai adonan habis.
3. Kukus selama sekitar 45 menit.
4. Keluarkan wadah dari kukusan, dan dinginkan.
5. Setelah dingin, keluarkan dari wadah.


Aroma pandan akan menyelimuti rumah bila kita membuat kue ini, sehingga pasti akan ada saja orang yang masuk ke dapur bertanya apa yang sedang dikukus. Dan bukan cuma aromanya yang menggiurkan, rasa kue ini juga tidak pernah mengecewakan. Kami suka sekali menikmatinya sambil minum teh sore-sore.

Sabtu, 18 April 2015

Tulban

 
Sudah lama juga saya tidak membuat kue ini. Penganan dengan tekstur kasar dan padat ini teman sarapan atau minum teh yang mengenyangkan, bikin perut anteng cukup lama. Adapun resepnya, saya dapat dari buku resep Yasa Boga.

Dalam resep, kue ini menggunakan empat telur dan cokelat bubuk. Tapi karena loyang di rumah besar, saya membuatnya menggunakan enam telur. Sedangkan cokelat bubuknya saya tiadakan; menurut saya lebih enak bila rasanya plain. Dan dengan menggunakan kali-kalian, didapatlah hasil berikut ini:

TULBAN

BAHAN:
300 gram mentega, kocok sampai lembut (bisa dikombinasikan dengan margarin)
6 butir kuning telur
260 gram gula pasir
6 butir putih telur, kocok kaku
190 ml susu hangat
1 1/2 sendok teh ragi instan
490 gram terigu protein tinggi
50 gram kismis (atau sesuai selera)

CARA MEMBUAT:
1. Campur terigu, ragi instan, gula pasir, dan kuning telur. Tambahkan susu sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan halus.
2. Tambahkan mentega kocok, uleni kembali.
3. Masukkan putih telur, uleni lagi hingga tercampur rata, tidak lekat di tangan, dan kalis.
4. Bulatkan adonan, letakkan adonan dalam mangkuk, dan tutup dengan serbet lembap atau plastik lengket. Letakkan adonan di tempat hangat selama 1-2 jam sampai mengembang dua kali lebih besar.
5. Kempiskan adonan, beri kismis. Uleni kembali di meja yang sudah ditaburi terigu. Setelah rata, bulatkan kembali, letakkan di mangkuk, dan tutup dengan serbet lembap atau plastik lengket sampai mengembang dua kali lipat (sekitar 20 menit).
6. Sementara itu, siapkan loyang yang tengahnya berlubang dan oles dengan margarin.
7. Masukkan adonan ke loyang.
8. Fermentasikan untuk ketiga kali hingga adonan mengembang hampir ke permukaan loyang.
9. Panggang dalam oven 180 derajat celsius selama 50-60 menit hingga matang. Lakukan tes tusuk untuk memastikan adonan sudah matang.
10. Keluarkan dari loyang, dinginkan.


Sebaiknya simpan Tulban dalam wadah tertutup agar tidak cepat kering dan mengeras. Saya tidak tahu berapa lama daya tahannya, karena di rumah kami biasanya dua hari saja sudah habis.

CATATAN (PENTING):
* Jika adonan masih tetap lekat di tangan dan tidak bisa kalis, jangan panik. Maju terus,
pantang mundur! Karena adonan tidak bisa dibulatkan, pukul-pukul saja dengan telapak tangan terbuka dan ikuti tahapan tetap menfermentasikan tiga kali.
Sudah pasti akan ada perbedaan di hasil akhir, yang jadi tidak terlalu padat dan mawur.
Tapi, sungguh, tetap enak. Yang terpenting dalam pembuatan Tulban adalah
ragi instannya masih bagus.
* Cara mengetahui apakah ragi masih bekerja: campur 5 gram ragi instan, 50 gram air hangat, dan 10 gram gula pasir, lalu aduk rata. Diamkan sekitar 5 menit. Bila berbusa,
berarti kualitas ragi masih bagus (tips dari Bogasari).

Jumat, 17 April 2015

Cake Karamel (Sarang Semut)



Konon, kata salah seorang tante saya, inilah kue yang bisa dibuat sambil ditinggal ke sana kemari tanpa khawatir hasilnya akan bantat. Tapi mungkin itu berlaku untuk resep cake karamel tante saya, yang kapan-kapan akan saya coba bikin. Untuk yang ini, saya tidak mau mengambil risiko mengingat baru pertama kali dipraktikkan. Petunjuk dalam resep pun saya ikuti dengan tertib. Dan memang tidak mengecewakan.

Hanya saja harus diperhatikan bahwa soda kue yang digunakan masih bagus, agar kita tidak ketar-ketir kuenya akan bersarang atau tidak. Untuk itu, tes dulu soda kue dengan cuka. Caranya tambahkan satu sendok teh soda kue ke dalam dua sendok makan cuka. Jika timbul suara mendesis dan muncul sedikit busa, maka berarti soda kue masih segar. Kalau tidak, jangan buang soda kuenya; bisa digunakan untuk menetralisir bau dalam kulkas.

Berikut ini resepnya, yang saya ambil dari buku 241 Resep Makan Favorit Antigagal NCC. Omong-omong, saya sangat menyarankan untuk memiliki buku ini. Resep-resepnya mudah diaplikasikan, dan hasilnya juara.

CAKE KARAMEL (SARANG SEMUT)

BAHAN:
425 gram gula pasir
450 ml air panas
150 gram margarin
200 ml susu kental manis
8 butir telur (ukuran sedang)
180 gram terigu protein sedang (misalnya merk Segitiga)
50 gram maizena
2 sendok teh soda kue

CARA MEMBUAT:
1. Siapkan loyang tulban (saya pakai wonderpan), olesi dengan margarin, dan taburi tepung.
Yang rata tepungnya, seperti kalau kita pakai bedak. Sisihkan.
2. Ayak terigu, maizena, dan soda kue jadi satu. Sisihkan.
3. Masak gula dengan api kecil dalam panci ukuran sedang sampai berwarna cokelat dan gula larut. Tuangi air panas (hati-hati ya, airnya akan menciprat), dan biarkan mendidih sampai gula larut. Angkat. Dinginkan.
4. Mikser margarin dan susu kental manis sampai putih. Masukkan telur satu per satu sambil terus dikocok rata. Matikan mikser.
5. Masukkan campuran terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
6. Tuang larutan karamel sedikit demi sedikit ke dalam adonan sambil diaduk rata.
7. Tuang adonan ke dalam loyang.
8. Panggang dalam oven dengan suhu 180°C selama sekitar 45 menit atau hingga kue matang.
9. Angkat, dan keluarkan dari loyang.


Nah, jadi deh kuenya. Kemarin saya bikin untuk pertemuan kecil Oma, dan memotretnya tergesa-gesa karena harus segera diiris. Fotonya memang jadi tidak meyakinkan, tapi jangan dipandang sebelah mata lo. Rasanya enak, lembut. Dan mengingat kue ini ludes tanpa sempat menginap, berarti para tamu dan orang-orang di rumah suka. Saya bahkan diminta membuatkan satu loyang oleh Kak Dina untuk dibawa pulang ke Palu pagi ini.

CATATAN:
Saya dikabari oleh keponakan yang mempraktikkan resep ini untuk pertama kali, bahwa meskipun sebagian adonannya terpaksa menunggu karena harus mengantre oven yang memanggang adonan dalam loyang pertama, hasil akhirnya tetap mengembang sempurna. Terima kasih, Berlian, atas pemberitahuannya. Sungguh bermanfaat!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...