Kamis, 23 April 2015

Nastar Taiwan II


Salahkah saya bila rasa penasaran saya terhadap resep Nastar Taiwan timbul lagi gara-gara saya mencicipinya di salah satu toko kue di Surabaya? Rasanya bisa dibilang sama dengan nastar oleh-oleh dari Taiwan itu: buttery dan creamy. Tapi mengingat harga per bungkusnya yang lumayan tinggi, saya terpaksa menahan diri untuk tidak memborong.

Jadi, supaya saya tidak terbayang-bayang terus dan terutama agar kantong tidak bolong---siapa tahu tiba-tiba saja saya menyelinap ke bakery itu dan memuaskan keinginan---maka saya pun mencoba membuatnya lagi. Lagi? Ya, karena saya sudah pernah membagi resep lain. Tapi kali ini benar-benar berbeda. Saya menggunakan resep nastar (biasa) Yasa Boga, yang diutak-atik sedikit sependek pengetahuan saya tentang kue kering, khususnya nastar.

NASTAR TAIWAN

BAHAN:
75 gram mentega, suhu ruang
30 gram gula halus
1 kuning telur
1 sendok teh susu bubuk
80 gram tepung terigu
10 gram tepung maizena
sejumput garam
selai nanas secukupnya

CARA MEMBUAT:
1. Ayak jadi satu tepung terigu dan tepung maizena. Sisihkan.
2. Ke dalam wadah, masukkan mentega, gula halus, dan garam. Aduk dengan sendok kayu sampai tercampur.
3. Berturut-turut, masukkan kuning telur dan susu bubuk sambil diaduk.
4. Masukkan campuran tepung, aduk dengan garpu sampai tercampur rata hingga adonan dapat dibentuk.
5. Bulat-bulatkan adonan, isi dengan selai nanas, dan masukkan ke cetakan Nastar Taiwan. Tekan-tekan sampai mengisi setiap sudut cetakan. Tata di loyang yang sudah dioles margarin dan dialas kertas roti.
6. Panggang 140 derajat celsius. Berhubung oven saya tidak memiliki api atas, saya membalik cetakan dan memutar loyang setelah sekitar 15 menit. Dan lanjutkan mengoven selama 5-10 menit lagi atau sampai matang.
7. Keluarkan loyang, tunggu sebentar, dan angkat cetakan.
8. Pindahkan kue ke rak kawat dan biarkan dingin.
9. Simpan di wadah kedap udara.


Lantas bagaimana dengan hasilnya? Memuaskan! Sebelas dua belaslah rasanya dengan Nastar Taiwan yang saya beli di toko itu. Dan mengingat dengan adonan di atas hanya diperoleh delapan Nastar, saya jadi bisa memaklumi kenapa harganya cukup tinggi.

Selasa, 21 April 2015

Puding Jagung


Kemarin malam tiba-tiba saya ingat bahwa masih memiliki dua kaleng jagung pipilan. Jadi, tadi pagi, setelah memeriksa ternyata bahan yang kurang hanya tinggal santan, maka saya pun membelinya dan langsung terjun ke dapur membuat penganan ini.

Resep puding ini saya dapat dari kakak sepupu, tapi sayangnya contekannya terselip. Karena itu, saya membuatnya berdasarkan ingatan. Untung saja buatnya simpel, jadi tingkat kegagalannya sangat kecil.

PUDING JAGUNG

BAHAN UTAMA:
2 kaleng jagung pipilan, tiriskan
1200 ml santan dari 1 butir kelapa (buang kulit arinya)
1 kaleng susu kental manis
1/2 kaleng tepung custard
1/2 sendok teh garam

BAHAN OPSIONAL:
gula pasir secukupnya (saya menambahkan 2 sendok makan)

CARA MEMBUAT:
1. Tuang tepung custard ke panci, dan masukkan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk.
Jangan sampai bergerindil.
2. Masukkan bahan-bahan lain.
3. Masak dengan api kecil sambil terus diaduk dengan sendok kayu sampai mendidih
dan kental benar. Matikan api.
4. Sendok ke dalam wadah-wadah kecil.
5. Biarkan dingin.


Taraaaa...! Meskipun tadi sempat ketar-ketir, rasa puding ini ternyata persis yang saya ingat. Dan saya juga ingat bahwa sebelum mencicipi puding ini, saya bukan penyuka kue berbahan jagung. Tapi rupanya rasa gurih-gurih manisnya berhasil meruntuhkan ketidaksukaan saya. Apalagi setelah disimpan di lemari es. Tidak bisa berhenti!

CATATAN:
Tekstur puding ini tidak sekokoh bila kita menggunakan agar-agar atau jelly, tapi lebih mirip bubur sumsum. Sehingga cara makannya disendok dari wadah, tanpa dibalik.

Senin, 20 April 2015

Otak-Otak Tenggiri

 
Ceritanya, sudah lama saya ingin mencoba membuat hidangan ini. Tapi karena "belum lulus" membungkus apa pun dengan daun pisang, saya sengaja menundanya sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

Tapi, beberapa hari lalu, ada yang mengoleh-olehi keluarga kami otak-otak tenggiri. Dan karena anak-anak sepertinya masih kepingin padahal sudah habis dan saya sendiri penasaran soal pembuatannya, maka saya tinggalkan dulu chicklit di komputer dan kembali berkutat di dapur.

Adapun resepnya, saya ambil dari buku Sedap: Aneka Jajanan Pinggir Jalan. Dan siapa sangka, ternyata bikinnya cepat. Membungkusnya yang agak lama karena, seperti yang saya bilang, saya mengalami kesulitan bila berkutat dengan daun pisang. Dan mungkin karena melihat kecanggungan saya, asisten rumah tangga akhirnya terjun membantu. Dari hasil tiga belas bungkus, enam buatan saya. Sisanya, saya hanya membantu menyendoki ke daun. Lumayan, kan, untuk pemula?

OTAK-OTAK TENGGIRI

BAHAN OTAK-OTAK:
250 gram daging ikan tenggiri, haluskan
75 ml santan
2 putih telur
2 siung bawang merah, haluskan
1 siung bawang putih, haluskan
1/2 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir
1 batang daun bawang, iris halus
25 gram tepung sagu
daun pisang untuk membungkus

BAHAN SAMBAL KACANG:
100 gram kacang tanah, goreng
2 buah cabai rawit
3 buah cabai merah
1 1/2 sendok teh garam
2 sendok makan gula pasir
150 ml air panas
1/2 sendok teh cuka

CARA MEMBUAT:
1. Otak-otak: Aduk rata semua bahan kecuali tepung sagu sampai kalis. Masukkan tepung sagu, aduk rata. Bungkus dengan daun pisang yang sudah diolesi sedikit minyak goreng, semat dengan lidi, dan bakar sambil dibolak-balik sampai matang.
2. Sambal kacang: Haluskan kacang tanah, cabai merah, cabai rawit, garam, dan gula pasir. Tuangi air, aduk sampai tercampur. Tambahkan cuka, dan aduk rata.
3. Sajikan otak-otak dengan sambal kacang.


Dalam hal rasa, menurut kami enak. Sayang jadinya cuma sedikit. Mungkin karena itulah otak-otak dibandrol dengan harga cukup tinggi per bungkus, mengingat mahalnya harga tenggiri dan setelah ikan itu dicampur bahan lain pun hasilnya cuma sedikit. Bagaimanapun, senang juga rasanya karena sudah mencoba mempraktikkan otak-otak. Lain kali mungkin harus buat 2-3 resep supaya makannya puas.

Minggu, 19 April 2015

Burung Bertengger


Entah siapa yang memberi nama kue ini. Saya menemukannya dalam buku catatan resep di rumah. Konon resep ini didapat dari teman ibu saya di Makassar. Dan sampai hari ini termasuk salah satu andalan bila di rumah ada acara.

Menurut saya, pada dasarnya kue ini adalah talam yang dicemplungi semacam vla santan sehingga memberi kesan seolah ada yang bertengger. Secara penampilan memang biasa-biasa saja, tapi rasanya sungguh bikin ketagihan... dan mungkin karena aroma pandannya, menurut saya sangat khas Indonesia.

BURUNG BERTENGGER

BAHAN A
1 kobokan santal kental (dari 1 butir kelapa)
4 sendok makan gula kastor
2 sendok makan munjung terigu serbaguna (misal Segitiga)
1/4 sendok teh garam

CARA MEMBUAT:
1. Campur semua bahan dalam panci kecil, dan aduk rata sampai tidak bergerindil. Lebih cepat bila menggunakan whisker.
2. Masak adonan sambil terus diaduk dengan sendok kayu sampai mengental dan meletup satu kali. Sisihkan.

BAHAN B:
2 kobokan terigu serbaguna
3/4 kobokan gula pasir (bisa disesuaikan dengan selera)
4 sendok makan maizena
1/2 sendok teh garam
2 kobokan santan
2 kobokan air perasan daun pandan
3 butir telur, kocok lepas

 CARA MEMBUAT:
1. Campur terigu, gula pasir, maizena, dan garam dalam sebuah wadah.
2. Tuangi santan sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan whisker atau sendok kayu sampai tercampur rata.
3. Masukkan air perasan daun pandan, aduk lagi sampai tercampur.
4. Tuang kocokan telur, dan aduk rata.
5. Saring.

PENYELESAIAN:
1. Siapkan wadah-wadah kecil dan oles dengan minyak goreng.
2. Tuang adonan ke wadah 3/4 penuh, lalu cemplungkan sekitar 1/2 sendok teh bahan A di bagian tengah. Lakukan sampai adonan habis.
3. Kukus selama sekitar 45 menit.
4. Keluarkan wadah dari kukusan, dan dinginkan.
5. Setelah dingin, keluarkan dari wadah.


Aroma pandan akan menyelimuti rumah bila kita membuat kue ini, sehingga pasti akan ada saja orang yang masuk ke dapur bertanya apa yang sedang dikukus. Dan bukan cuma aromanya yang menggiurkan, rasa kue ini juga tidak pernah mengecewakan. Kami suka sekali menikmatinya sambil minum teh sore-sore.

Sabtu, 18 April 2015

Tulban

 
Sudah lama juga saya tidak membuat kue ini. Penganan dengan tekstur kasar dan padat ini teman sarapan atau minum teh yang mengenyangkan, bikin perut anteng cukup lama. Adapun resepnya, saya dapat dari buku resep Yasa Boga.

Dalam resep, kue ini menggunakan empat telur dan cokelat bubuk. Tapi karena loyang di rumah besar, saya membuatnya menggunakan enam telur. Sedangkan cokelat bubuknya saya tiadakan; menurut saya lebih enak bila rasanya plain. Dan dengan menggunakan kali-kalian, didapatlah hasil berikut ini:

TULBAN

BAHAN:
300 gram mentega, kocok sampai lembut (bisa dikombinasikan dengan margarin)
6 butir kuning telur
260 gram gula pasir
6 butir putih telur, kocok kaku
190 ml susu hangat
1 1/2 sendok teh ragi instan
490 gram terigu protein tinggi
50 gram kismis (atau sesuai selera)

CARA MEMBUAT:
1. Campur terigu, ragi instan, gula pasir, dan kuning telur. Tambahkan susu sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan halus.
2. Tambahkan mentega kocok, uleni kembali.
3. Masukkan putih telur, uleni lagi hingga tercampur rata, tidak lekat di tangan, dan kalis.
4. Bulatkan adonan, letakkan adonan dalam mangkuk, dan tutup dengan serbet lembap atau plastik lengket. Letakkan adonan di tempat hangat selama 1-2 jam sampai mengembang dua kali lebih besar.
5. Kempiskan adonan, beri kismis. Uleni kembali di meja yang sudah ditaburi terigu. Setelah rata, bulatkan kembali, letakkan di mangkuk, dan tutup dengan serbet lembap atau plastik lengket sampai mengembang dua kali lipat (sekitar 20 menit).
6. Sementara itu, siapkan loyang yang tengahnya berlubang dan oles dengan margarin.
7. Masukkan adonan ke loyang.
8. Fermentasikan untuk ketiga kali hingga adonan mengembang hampir ke permukaan loyang.
9. Panggang dalam oven 180 derajat celsius selama 50-60 menit hingga matang. Lakukan tes tusuk untuk memastikan adonan sudah matang.
10. Keluarkan dari loyang, dinginkan.


Sebaiknya simpan Tulban dalam wadah tertutup agar tidak cepat kering dan mengeras. Saya tidak tahu berapa lama daya tahannya, karena di rumah kami biasanya dua hari saja sudah habis.

CATATAN (PENTING):
* Jika adonan masih tetap lekat di tangan dan tidak bisa kalis, jangan panik. Maju terus,
pantang mundur! Karena adonan tidak bisa dibulatkan, pukul-pukul saja dengan telapak tangan terbuka dan ikuti tahapan tetap menfermentasikan tiga kali.
Sudah pasti akan ada perbedaan di hasil akhir, yang jadi tidak terlalu padat dan mawur.
Tapi, sungguh, tetap enak. Yang terpenting dalam pembuatan Tulban adalah
ragi instannya masih bagus.
* Cara mengetahui apakah ragi masih bekerja: campur 5 gram ragi instan, 50 gram air hangat, dan 10 gram gula pasir, lalu aduk rata. Diamkan sekitar 5 menit. Bila berbusa,
berarti kualitas ragi masih bagus (tips dari Bogasari).

Jumat, 17 April 2015

Cake Karamel (Sarang Semut)



Konon, kata salah seorang tante saya, inilah kue yang bisa dibuat sambil ditinggal ke sana kemari tanpa khawatir hasilnya akan bantat. Tapi mungkin itu berlaku untuk resep cake karamel tante saya, yang kapan-kapan akan saya coba bikin. Untuk yang ini, saya tidak mau mengambil risiko mengingat baru pertama kali dipraktikkan. Petunjuk dalam resep pun saya ikuti dengan tertib. Dan memang tidak mengecewakan.

Hanya saja harus diperhatikan bahwa soda kue yang digunakan masih bagus, agar kita tidak ketar-ketir kuenya akan bersarang atau tidak. Untuk itu, tes dulu soda kue dengan cuka. Caranya tambahkan satu sendok teh soda kue ke dalam dua sendok makan cuka. Jika timbul suara mendesis dan muncul sedikit busa, maka berarti soda kue masih segar. Kalau tidak, jangan buang soda kuenya; bisa digunakan untuk menetralisir bau dalam kulkas.

Berikut ini resepnya, yang saya ambil dari buku 241 Resep Makan Favorit Antigagal NCC. Omong-omong, saya sangat menyarankan untuk memiliki buku ini. Resep-resepnya mudah diaplikasikan, dan hasilnya juara.

CAKE KARAMEL (SARANG SEMUT)

BAHAN:
425 gram gula pasir
450 ml air panas
150 gram margarin
200 ml susu kental manis
8 butir telur (ukuran sedang)
180 gram terigu protein sedang (misalnya merk Segitiga)
50 gram maizena
2 sendok teh soda kue

CARA MEMBUAT:
1. Siapkan loyang tulban (saya pakai wonderpan), olesi dengan margarin, dan taburi tepung.
Yang rata tepungnya, seperti kalau kita pakai bedak. Sisihkan.
2. Ayak terigu, maizena, dan soda kue jadi satu. Sisihkan.
3. Masak gula dengan api kecil dalam panci ukuran sedang sampai berwarna cokelat dan gula larut. Tuangi air panas (hati-hati ya, airnya akan menciprat), dan biarkan mendidih sampai gula larut. Angkat. Dinginkan.
4. Mikser margarin dan susu kental manis sampai putih. Masukkan telur satu per satu sambil terus dikocok rata. Matikan mikser.
5. Masukkan campuran terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
6. Tuang larutan karamel sedikit demi sedikit ke dalam adonan sambil diaduk rata.
7. Tuang adonan ke dalam loyang.
8. Panggang dalam oven dengan suhu 180°C selama sekitar 45 menit atau hingga kue matang.
9. Angkat, dan keluarkan dari loyang.


Nah, jadi deh kuenya. Kemarin saya bikin untuk pertemuan kecil Oma, dan memotretnya tergesa-gesa karena harus segera diiris. Fotonya memang jadi tidak meyakinkan, tapi jangan dipandang sebelah mata lo. Rasanya enak, lembut. Dan mengingat kue ini ludes tanpa sempat menginap, berarti para tamu dan orang-orang di rumah suka. Saya bahkan diminta membuatkan satu loyang oleh Kak Dina untuk dibawa pulang ke Palu pagi ini.

CATATAN:
Saya dikabari oleh keponakan yang mempraktikkan resep ini untuk pertama kali, bahwa meskipun sebagian adonannya terpaksa menunggu karena harus mengantre oven yang memanggang adonan dalam loyang pertama, hasil akhirnya tetap mengembang sempurna. Terima kasih, Berlian, atas pemberitahuannya. Sungguh bermanfaat!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...